PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
Rabu, 20 Mei 2015
TUGASKU ISTANAKU: ETOS KERJA DAN PROFESIONALISME GURU
TUGASKU ISTANAKU: ETOS KERJA DAN PROFESIONALISME GURU: A. Pengertian Etos Kerja Kata etos berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang mempunyai arti sebagai sikap, kepribadian, watak, kar...
Rabu, 13 Mei 2015
Delapan Ilmu: Perbedaan Faktor, Faktor Prima, dan Faktorisasi Pr...
Delapan Ilmu: Perbedaan Faktor, Faktor Prima, dan Faktorisasi Pr...: Saat masih aktif memberi les tambahan, banyak siswa yang masih bingung membedakan faktor, faktor prima dan faktorisasi prima. Bahkan mungkin...
Jumat, 27 Februari 2015
“Pendekatan Keterampilan Proses”.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru adalah unsur manusiawi
dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan
memegang peranan penting dalam pendidikan.ketika semua orang mempersoalkan
masalah dunia pendidikan, figure guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraa,
terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Hal itu tidak
dapat disangkal, karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru.
Penyelenggaraan pembelajaran
merupakan salah satu tugas utama guru,
dimana pembelajaran dapat diarrtikan sebagai kegiatan yang ditunjukan untuk
membelajarkan siswa. Untuk dapat membelajarkan siswanya, salah satu cara yang
dapat ditempuh oleh guru ialah dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses atau PKP. PKP merupakan
pendekatan pembelajaran yang tersurat dan tersirat dalam kurikulum yang
berlaku. Agar lebih jelasnya mengenai proses pembelajaran yang menerapkan
pendekatan keterampilan proses maka disusunlah makalah yang diberi judul “Pendekatan Keterampilan Proses”.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Pendekatan Keterampilan Proses?
2.
Apa sajakah jenis-jenis keterampilan dalam Pendekatan keterampilan
Proses?
3.
Apa sajakah keterampilan terintegrasi dalam keterampilan proses?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari Pendekatan Keterampilan Proses.
2.
Untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan dalam Pendekatan keterampilan
Proses
3.
Untuk mengetahui keterampilan terintegrasi dalam keterampilan proses.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses
dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan
intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar
yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Dari batasan PKP tersebut,
kita memperoleh suatu gambaran bahwa PKP bukanlah tindakan intruksional yang
berada di luar kemampuan siswa. Justru PKP yang dimaksud untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa.
Pendekatan keterampilan proses
memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan.
Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti
fakta dan konsep ilmu pengetahuan.
Mengajar dengan keterampilan proses
berarti memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan,
tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu
pengetahuan. Disisi lain siswa merasa bahagia sebab mereka akti.
Menggunakan keterampilan proses
untuk mengajar ilmu pengetahuan membuat siswa belajar proses dan produk ilmu
pengetahuan sekaligus.
Konsekuensi logis yang harus
diterima dengan penerapan PKP ini, guru tidak saja dituntut untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan,tapi guru
hendaknya juga menanamkan sikap dan nilai sebagai ilmuwan kpada para siswanya.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari
uraian tentang pendekatan keterampilan
proses ini adalah:
a. PKP sebagai wahana penemuan dan
pengembangan fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa.
b. Fakta, konsep dan prinsip ilmu
pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan siswa berperan pula menunjang
pengembangan keterampilan proses pada diri siswa.
c. Interaksi antara pengembangan
keterampilan proses dengan fakta, konsep serta prinsip ilmu pengetahuan yang
pada akhirnya akan mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri siswa.
Dengan demikian unsur keterampilan
proses, ilmu pengetahuan, serta sikap dan nilai yang terjadii dalam kegiatan
pembelajaran yang menerapkan PKP saling berinteraksi dan berpengaruh satu
dengan yang lain.
B. Jenis-jenis Keterampilan dalam
Keterampilan Proses
Ada berbagai keterampilan dalam
keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari
keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan
terintegrasi. Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi,
mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
Sedangkan keterampilan terintegrasi
terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data,
menyajikan dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah
data, menganalisa penelitian, menusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara
operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.
1. Mengamati
Melalui
kegiatan mengamati, kita belajar tentang dunia sekitar kita yang fantastis. Manusia
mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan pancaindera. Informasi yang kita
peroleh, dapat menuntut keingintahuan, mempertanyakan, memikirkan, melakukan
interpretasi tentang lingkungan kita, dan meneliti lebih lanjut. Selain itu,
kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan
memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan proses yang lain. Mengamati merupakan taggapan kita
terhadap berbagai objek dan peristiwa alam dengan menggunakan pancaindra.
Dengan kata lain, melalui observasi kita mengumpulkan data tentang
tanggapan-tanggapan kita.
Mengamati memiliki dua sifat utama, yakni kualitatif dan sifat
kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya
menggunakan pancaindra untuk memperoleh informasi. Contoh, kegiatan mengamati
yang bersifat kualitatif ialah menentukan warna (penglihatan), mengenali suara
jangkrik (pendengaran), membandingkan rasa manis gula dengan sakarin
(pengecap), menentukan kasar halus tekstur pada kain (perabaan), membedakan bau
jahe dan bau lengkuas (penciuman).
Mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanaannya
selain menggunakan pancaindra, juga menggunakan peralatann lain yang memberikan
informasi khusus dan tepat. Contoh, menghitung panjang ruang kelas dengan
satuan ukuran keramik, menentukan suhu air yang mendidih dengan bantuan
termometer, membedakan luas daerah satu dengan daerah lain, dll.
2. Mengklasifikasikan
Agar
kita memahami sejumlah besar objek, peristiwa dan segala yang ada dalam
kehidupan disekitar kita, lebih mudah apabila menentukan berbagai jenis
golongan. Kita menentukan golongan dengan mengamati persamaan, perbedaan dan
hubungan serta pengelompokan objek berdasarkan keseuaian dengan berbagai
tujuan. Syarat-syarat dasar dari berbagai sistem pengelompokan adalah bahwa hal
itu berguna sepenuhnya. Mengkalsifikasikan merupakan keterampilan proses untuk
memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga
didapatkan golongan atau kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.
Contohnya mengkalsifikasikan makhluk hidup selain manusia menjadi dua kelompok,
yaitu hewan dan tumbuhan. Mengkasifikasikan hewan menjadi hewan beranak dan
bertelur,dll.
3. Mengkomunikasikan
Kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar untuk segala yang kita
kerjakan. Grafik, bagan, peta, lambang-lambang, diagram, persamaan matematik
dan demonstrasi visual sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis atau
dibicarakan. Semuanya adalah cara-cara komunikasi yang sering digunakan dalam
ilmu pengetahuan. Komunikasi efektif yang jelas, tepat dan tidak samar-samar
menggunakan keterampilan-keterampilan yang perlu dalam komunikasi, hendaknya
dilatih dan dikembangankan pada diri siswa. Hal ini didasarkan pada kenyataan
bahwa semua orang mempunyai kebutuhan untuk mengemukakan ide, perasaan dan
kebutuhan lain pada diri sendiri. Manusia mulai belajar pada awal-awal
kehidupan bahwa komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah.
Mengkomunikasikan dapat di artikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta,
konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual atau keduanya.
Conthnya adalah mendiskusikan suatu masalah, membuat laporan, membaca peta,
dll.
4. Mengukur
Pengembangan
yang baik terhadap keterampilan-keterampilan mengukur merupakan hal yang
terpenting dalam membina observasi kuantitatif, mengklasifikasikan dan
membandingkan segala sesatu disekeliling kita, serta mengkomunikasikan secara
tepat dan efektif kepada yang lain. Mengukur dapat diartikan sebagai
membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Contohnya
seperti mengukur panjang garis, mengukur berat badan, mengukur temperatur
kamar, dll.
5. Memprediksi
Suatu
prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat
diamati. Untuk dapat membuat prediksi yang dapat diperaya tentang objek dan
peristiwa, maka dapat dilakukan dengan memperhitungkan penentuan secara tepat
perilaku terhadap lingkungan kita. Keteraturan dalam lingkungan kita
mengizinkan untuk mengenal pola-pola dan untuk memprediksi terhadap pola-pola
apa yang mungkin dapat diamati kemudian hari.
Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat
ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan
perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta,
konsep dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.
Kegiatan-kegiatan yang dapat digolongkan sebagai keterampilan
memprediksi, antara lain berdasarkan pola-pola waktu terbitnya matahari yang
telah diobservasi dapat diprediksikan waktu terbitnya matahari pada tanggal
tertentu, memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu
dengan menggunakan kendaraan yang kecepatannya tertentu, dll.
6. Menyimpulkan
Menyimpulkan
dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek
atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui.
Kegiatan-kegiatan yang menampakan keterampilan menyimpulkan sebagai contoh
berdasarkan pengamatan diketahui bahwa
api lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat, siswa dapat
menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala bila ada oksigen.
Enam
ketrampilan yang telah diuraikan sebelumnya merupakan keterampilan-keterampilan
dasar dalam keterampilan proses yang menjadi landasan untuk keterampilan proses
terintegrasi yang lebih kompleks. Keterampilan proses terintegrasi pada
hakikatnya merupakan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melakukan
penelitian. Keterampilan terintegrasi tersebut adalah:
a. Mengenali variabel
Sebelum
melakukan penelitian kita perlu mengenal variabel terlebih dahulu. Ada dua
macam variabel yakni variabel termanipulasi dan variabel terikat. Pengenalan terhadap
variabel berguna untuk merumuskan
hipotesi penelitian (singarimbun 1986 : 25).
Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai
variasi nilai atau konsep yang diberi lebih dari satu nilai, selain itu
variabel juga merupakan “…something that can vary or change in a situasion”
dengan dua batasan seperti yang disebutkan sebelumnya , kita dapat menyimpulkan
bahwa variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai atau segala
sesuatu yang dapat berubah / berganti dalam satu situasi.
Variabel termanipulasi “…is deriberately changed in a
situasion”. Sedangkan menurut Surakhman menyebutnya sebagaivariabel bebas yakni
variabel yang diselidiki pengaruhnya. Dengan kata lain, variabel termanipulasi
atau variabel bebas dapat kita artikan sebagai variabel yang dengan sengaja
diubah-ubah dalam satu situasi dan diselidiki pengaruhnya.
Variabel lain yang perlu kita ketahui adalah variabel
hasil yakni : “…the variabel that may change as a result of manipulation”. Kita
juga dapat menyebut variabel hasil ini sebagai vaariabel terikat yakni variabel
yang diramalkan akan timbul dalam hubunan yang fungsional (dengan atau sebagai
pengaruh dari variabel bebas).
Kegiatan yang dapat dilaksakan untuk mengembangkan
untuk mengamati variabel diantaranya adalah menentukan variabel yang ada dalamm
suatu pernyataan membedakan suatu pernyataan sebagai variabel bebas atau
terikat, dan memberikan contoh variabel.
b.
Membuat Tabel Data
Setelah melaksanakan pengumpulan data, seorang
penyidik harus mampu membuat table data. Keterampilan membuat table data perlu
di ajarkan kepada siswa karena fungsinya yang penting untuk menyajikan data
yang diperlukan penelitian. Kegiatan-kegiatan table data diantaranya adalah
membuat tabel frekuensi, melidi data, dan membuat tabel silang.
c.
Membuat grafik
Untuk memudahkan dan lebih meningkatkan daya tarik
penyajian data, sering kali kita memvisualisasikan data dalam bentuk grafik.
Mengingat adanya aturan tertentu dalam pembuatan grafik, maka keterampilan
membuat grafik perlu dimiliki oleh calon ilmuan (siswa). Keterampilan membuat
grafik adalah kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi
garis atau bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar
dan variabel hasil selalu dituis sepanjang sumbu vertical. Data untuk setiap
variabel terjadi sebagaimana terjadi pada tabel data. Kegiatan-kegiatan yang
dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan membuat grafik diantaranya
adalah membaca data dalam tabel, membuat grafik garis, mebuat grafik balok, dan
membuat grafik lain.
d.
Menggambarkan hubungan anta Garis Penghubung Variabel
Hubungan antar variabel dalam penelitian perlu
dideskripsikan oleh setiap peneliti. Keterampilan menggambarkan hubungan antar
variabel dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan hubungan antara
variabel termanipulasi dengan variabel hasil atau hubungan antara
variabel-variabel hasil atau hubungan antara variabel-variabel yang sama.
Hubungan antar variabel ini perlu digambarkan karena merupakan inti penelitian
ilmiah.
Kegiatan-kegiatan dapat dilaksanakan untuk
mengembangkan keterampilan menggambarkan hubungan antarvariabel diantaranya
adalah menggambarkan hubungan variabel simetris, variabel timbale balik, dan
hubungan variabel simetris.
e.
Mengumpulkan dan Mengolah Data
Setelah memiliki keterampilan-keterampilan sebelumnya,
siswa tidak berhenti sampai menggambarkan hubungan antarvariabel saja. Lebih
lanjut, siswa perlu memiliki keterampilan mengumpulkan dan mengolah data
sebelum belajar keterampilan yang lain agar mampu menjadi peneliti.
Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data diperlukan untuk pengukuran dan
pengujian hipotesis.
Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data adalah
kemampuan memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informasi lain
dengan cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mrngkajinya lebih lanjut
secara kuantitatif atau kualitatif sebagai dasar pengujian hipotesis atau
penyimpulan.
Untuk mengembangkan Untuk mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan mengolah data
ddan mengolah data dapat melalui kegiatan yang diantaranya adalah membuat
instrument pengumpulan data, mentabulasi data, menghitung nilai kuadrat,
menentukan tingkat signifikasi hasil perhitungan, dan kegiatan lain yang
sejenis.
f.
Menganalisis penelitian
Untuk menjadi seorang ilmuwan yang handal dalam
melaksanakan penelitian, keterampilan menganalisis penelitian sangat diperlukan
oleh setiap calon ilmuwn yakni siswa. Keterampilana menganalisis penelitienalan
tan merupakan kemampuan menelaah laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan
pengenalan terhadap unsur-unsur penelitian. Kegiatan yang dapat dilaksanakan
uantuk mengembangkan keterampilan menganalisis di antaranya adalah mengenali
variabel, mengenali rumusan hipotesis, dan kegiatan lain yang sejenis.
g.
Menyusun Hipotesis
Pada umumnya penelitian dimaksudkan untuk menguji
hipotesis, maka dapat dipahami mengapa menyusun atau merumuskan hipotesis
merupakan langkah yang penting sekali dalam penelitian. Pentingnya keterampilan
menyusun hipotesis dalam pelaksanaan penelitian, menyebabkan penting pula untuk
dimiliki oleh para calon penyelidik.
Keterampilan
menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyatakan dugaan
yang dianggap benar mengenai adanya suatu faktor yang terdapat dalam satu
situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan timbul.
Keterampilan menyusun hipotesis menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan
keterampilan menyusun hipotesis diantaranya adalah menyusun hipotesis kerja,
hipotesis nol, memperbaiki rumusan suatu hipotesis, atau kegiatan sejenis
lainnya.
h.
Mendifinisikan Variabel
Seperti yang telah kita ketahui, setiap cabang ilmu
pengetahuan mencari hubungan yang sistematis antar variabel. Untuk memudahkan penyistematisan
hubungan antar variabel, seorang penyelidik perlu memiliki keterampilan
mendifinisikan variabel secara rasional. Keterampilan mendeinisikan variabel
secara operasional dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan variabel
beserta segala atribut sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan
mendefinisikan variabel diantaranya adalah mengenal atribut variabel bebas,
mendefinisikan variabel bebas, membatasi lingkup variabel terikat dan kegiatan
lainnya.
i.
Merancang Penelitian
Berdasarkan pentingnya rancangan penelitian terhadapa
perolehan penelitian itu sendiri, maka keterampilan merancang penelitian perlu
diberikan sejak dini. Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan untuk mendeskripsikan suatu variabel-variabel yang dimanipulasi dan
direspons dalam penelitian secara operasional, kemudian dikontronya variabel
hipotesis yang diuji da cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari
penelitian yang akan dilaksanakan. Contoh kegiatan yang tercakup dalam
merancang penelitian adalah :
1)
Mengenali, menentukan, dan merumuskan masalah yang akan diteliti.
2)
Merumuskan satu atau lebih “dugaan yang dianggap benar” dalam rangka
menjawab masalah.
3)
Merumuskan “dugaan yang dianggap benar” ini disebut menyusun hipotesis.
Menyusun hipotesis dapat dilakukan dengan mendasarkan dugaan pada pengalaman
sebelumnya atau obeservasi atau intuisi.
4)
Memilih alat atau instrument yang tepat untuk membuktikan kebenaran
hioptesis yang dirumuskan.
j.
Bereksperimen
Eksperimen merupakan salah satu bentuk penelitian yang
sering kali dilaksanakan oleh seseorang tanpa disadari. Siswa sering kali
terlihat “bermain” dengan hewan peliharaanya, atau membongkar-memasang
mainannya sehingga siswa tersebut memperoleh hal-hal baru dari kegiatannya.
Kegiatan yang menyenangkan bagi siswa, bila diarahkan dan dihubungkan denga
pengujian hipotesis secara praktis akan menimbulkan kegiatan eksperimen
sederhana.Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilanuntuk mengadakan
pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu
pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak
ide-ide itu.
Contoh-contoh yang menampakkan keterampilan
bereksperimen antara lain : menguji kebenaran pernyataan bahwa semua dzat
memuai bila terkena panas, menanam tanaman yang terkena sinar matahari langsung
dan yang tidak langsung.
k.
Penerapann Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Pelajaran PKP dalam proses pembelajaran bukan
merupakan hal yang mengada-ngada, akan tetapi merupakan hal yang wajar dan
harus dilaksanakan oleh setiap guru dalam pembelajarannya. Untuk dapat
menerapkan PKP dalam pembelajaran, kita perlu mempertimbangkan dan
memperhatikan karakteristik siswa dan kerakteristik mata pelajaran. Selain itu
kita perlu menyadari bahwa dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat terjadi
pengembangan lebih dari satu macam keterampilan proses.
Untuk keterampilan dasar yakni mengobservasi,
mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan
pengembangannya tidak berhenti hanya pada jenjang sekolah dasar.
Dalam pembelajaran sekolah lanjutan tingkat pertama
maupun sekolah menengah atas atau menegah kejuruan, penerapan pengembangan
keterampilan dasar pada semua jenjang pendidikan diperlukan untuk mendukung
penerapan keterampilan terintegrasi PKP. Dalam penerapan keterampilan dasar PKP
tidak diperlukan lagi uraian teorinya bagi siswa SMP dan sekolah menengah yang
siswa mampu melakukannya. Penerapan keterampilan terintegrasi PKP dala
pembelajaran jenjang pendidikan SMP dan SMA memerlukan pembahasan teori dari
tiap keterampilan yang ada didalamnya. Penjelasan teoritis tentang
masing-masing keterampilan terintegrasi akan membantu memudahkan siswa
mempraktikannya. Mengingat keterampilan terintegrasi dalam PKP merupakan
keterampilan melaksanakan suatu kegiatan penelitian, maka penerapannya dalam
pembelajaran hendaknya dilakukan dengan urutan yang hierarksis dengan kata
lain, sebelum suatu keterampilan
duikuasai siswa jangan berpindah pada keterampilan yang lainnya. Contohnya
penerapan PKP dalam bidang studi IPS SMP
BIdang
Studi : Ilmu Pengetahuan
Sosial
Sub-bidang
studi : Ekonomi Koperasi
Pokok
bahasan : Pembangunan Daerah
Sub-pokok
bahasan : Pembangunan Kota
Kelas/
semester : III/5
Implementasi
PKP :
1.Menugaskan siswa secara kelompok datang kelokasi proyek
pembangunan dikota , dan mengumpulkan data tentang latar belakang proyek
dikerjakan, tujuan proyek, dan prakiraan anggarannya.
2.Menugaskan kelompok untuk menyusun dan menyajikan
laporannya.
3.Mendiskusikan perolehan dari kegiatan yang dilakukan
oleh iap-tiap kelompok.
Dari contoh penerapan PKP dalam bidang studi IPS SMP ini, kita dapat
menandai ada sedikitnya empat jenis keterampilan yang dikembangkan yakni
mengamati, mengumpulkan data, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Pendekatan keterampilan proses dapat
diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan
intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar
yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa.
Keterampilan-keterampilan dasar
terdiri dari enam keterampilan, yakni:
mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel,
membuat tabulasi data, menyajikan dalam bentuk grafik, menggambarkan
hubungan antar-variabel, mengumpulkan
dan mengolah data, menganalisa penelitian, menusun hipotesis, mendefinisikan
variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati
dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Langganan:
Postingan (Atom)