Rabu, 20 Mei 2015

TUGASKU ISTANAKU: ETOS KERJA DAN PROFESIONALISME GURU

TUGASKU ISTANAKU: ETOS KERJA DAN PROFESIONALISME GURU: A.     Pengertian Etos Kerja Kata etos berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang mempunyai arti sebagai sikap, kepribadian, watak, kar...

Rabu, 13 Mei 2015

Jumat, 27 Februari 2015

“Pendekatan Keterampilan Proses”.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan.ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figure guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraa, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Hal itu tidak dapat disangkal, karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru.
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama  guru, dimana pembelajaran dapat diarrtikan sebagai kegiatan yang ditunjukan untuk membelajarkan siswa. Untuk dapat membelajarkan siswanya, salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru ialah dengan menerapkan pendekatan  keterampilan proses atau PKP. PKP merupakan pendekatan pembelajaran yang tersurat dan tersirat dalam kurikulum yang berlaku. Agar lebih jelasnya mengenai proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan keterampilan proses maka disusunlah makalah yang diberi judul “Pendekatan Keterampilan Proses”.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Pendekatan Keterampilan Proses?
2.      Apa sajakah jenis-jenis keterampilan dalam Pendekatan keterampilan Proses?
3.      Apa sajakah keterampilan terintegrasi dalam keterampilan proses?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Pendekatan Keterampilan Proses.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan dalam Pendekatan keterampilan Proses
3.      Untuk mengetahui keterampilan terintegrasi dalam keterampilan proses.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Dari batasan PKP tersebut, kita memperoleh suatu gambaran bahwa PKP bukanlah tindakan intruksional yang berada di luar kemampuan siswa. Justru PKP yang dimaksud untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa.
Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan.
Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan  cerita tentang ilmu pengetahuan. Disisi lain siswa merasa bahagia sebab mereka akti.
Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.
Konsekuensi logis yang harus diterima dengan penerapan PKP ini, guru tidak saja dituntut untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan,tapi guru hendaknya juga menanamkan sikap dan nilai sebagai ilmuwan kpada para siswanya.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian tentang pendekatan keterampilan  proses ini adalah:
a.       PKP sebagai wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa.
b.      Fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan siswa berperan pula menunjang pengembangan keterampilan proses pada diri siswa.
c.       Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep serta prinsip ilmu pengetahuan yang pada akhirnya akan mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri siswa.
Dengan demikian unsur keterampilan proses, ilmu pengetahuan, serta sikap dan nilai yang terjadii dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan PKP saling berinteraksi dan berpengaruh satu dengan yang lain.
B.     Jenis-jenis Keterampilan dalam Keterampilan Proses
Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi. Keterampilan-keterampilan dasar terdiri  dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan terintegrasi  terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan  antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.
1.      Mengamati
Melalui kegiatan mengamati, kita belajar tentang dunia sekitar kita yang fantastis. Manusia mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan pancaindera. Informasi yang kita peroleh, dapat menuntut keingintahuan, mempertanyakan, memikirkan, melakukan interpretasi tentang lingkungan kita, dan meneliti lebih lanjut. Selain itu, kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses yang lain. Mengamati merupakan taggapan kita terhadap berbagai objek dan peristiwa alam dengan menggunakan pancaindra. Dengan kata lain, melalui observasi kita mengumpulkan data tentang tanggapan-tanggapan kita.
      Mengamati memiliki dua sifat utama, yakni kualitatif dan sifat kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan pancaindra untuk memperoleh informasi. Contoh, kegiatan mengamati yang bersifat kualitatif ialah menentukan warna (penglihatan), mengenali suara jangkrik (pendengaran), membandingkan rasa manis gula dengan sakarin (pengecap), menentukan kasar halus tekstur pada kain (perabaan), membedakan bau jahe dan bau lengkuas (penciuman).
      Mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanaannya selain menggunakan pancaindra, juga menggunakan peralatann lain yang memberikan informasi khusus dan tepat. Contoh, menghitung panjang ruang kelas dengan satuan ukuran keramik, menentukan suhu air yang mendidih dengan bantuan termometer, membedakan luas daerah satu dengan daerah lain, dll.
2.      Mengklasifikasikan
Agar kita memahami sejumlah besar objek, peristiwa dan segala yang ada dalam kehidupan disekitar kita, lebih mudah apabila menentukan berbagai jenis golongan. Kita menentukan golongan dengan mengamati persamaan, perbedaan dan hubungan serta pengelompokan objek berdasarkan keseuaian dengan berbagai tujuan. Syarat-syarat dasar dari berbagai sistem pengelompokan adalah bahwa hal itu berguna sepenuhnya. Mengkalsifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan atau kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud. Contohnya mengkalsifikasikan makhluk hidup selain manusia menjadi dua kelompok, yaitu hewan dan tumbuhan. Mengkasifikasikan hewan menjadi hewan beranak dan bertelur,dll.
3.      Mengkomunikasikan
Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Grafik, bagan, peta, lambang-lambang, diagram, persamaan matematik dan demonstrasi visual sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis atau dibicarakan. Semuanya adalah cara-cara komunikasi yang sering digunakan dalam ilmu pengetahuan. Komunikasi efektif yang jelas, tepat dan tidak samar-samar menggunakan keterampilan-keterampilan yang perlu dalam komunikasi, hendaknya dilatih dan dikembangankan pada diri siswa. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa semua orang mempunyai kebutuhan untuk mengemukakan ide, perasaan dan kebutuhan lain pada diri sendiri. Manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah. Mengkomunikasikan dapat di artikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual atau keduanya. Conthnya adalah mendiskusikan suatu masalah, membuat laporan, membaca peta, dll.
4.      Mengukur
Pengembangan yang baik terhadap keterampilan-keterampilan mengukur merupakan hal yang terpenting dalam membina observasi kuantitatif, mengklasifikasikan dan membandingkan segala sesatu disekeliling kita, serta mengkomunikasikan secara tepat dan efektif kepada yang lain. Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Contohnya seperti mengukur panjang garis, mengukur berat badan, mengukur temperatur kamar, dll.


5.      Memprediksi
Suatu prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat diamati. Untuk dapat membuat prediksi yang dapat diperaya tentang objek dan peristiwa, maka dapat dilakukan dengan memperhitungkan penentuan secara tepat perilaku terhadap lingkungan kita. Keteraturan dalam lingkungan kita mengizinkan untuk mengenal pola-pola dan untuk memprediksi terhadap pola-pola apa yang mungkin dapat diamati kemudian hari.
      Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.
      Kegiatan-kegiatan yang dapat digolongkan sebagai keterampilan memprediksi, antara lain berdasarkan pola-pola waktu terbitnya matahari yang telah diobservasi dapat diprediksikan waktu terbitnya matahari pada tanggal tertentu, memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu dengan menggunakan kendaraan yang kecepatannya tertentu, dll.
6.      Menyimpulkan
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui. Kegiatan-kegiatan yang menampakan keterampilan menyimpulkan sebagai contoh berdasarkan  pengamatan diketahui bahwa api lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat, siswa dapat menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala bila ada oksigen.
Enam ketrampilan yang telah diuraikan sebelumnya merupakan keterampilan-keterampilan dasar dalam keterampilan proses yang menjadi landasan untuk keterampilan proses terintegrasi yang lebih kompleks. Keterampilan proses terintegrasi pada hakikatnya merupakan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Keterampilan terintegrasi tersebut adalah:
a.       Mengenali variabel
Sebelum melakukan penelitian kita perlu mengenal variabel terlebih dahulu. Ada dua macam variabel yakni variabel termanipulasi dan variabel terikat. Pengenalan terhadap variabel berguna untuk merumuskan hipotesi penelitian (singarimbun 1986 : 25).
Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai atau konsep yang diberi lebih dari satu nilai, selain itu variabel juga merupakan “…something that can vary or change in a situasion” dengan dua batasan seperti yang disebutkan sebelumnya , kita dapat menyimpulkan bahwa variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai atau segala sesuatu yang dapat berubah / berganti dalam satu situasi.
Variabel termanipulasi “…is deriberately changed in a situasion”. Sedangkan menurut Surakhman menyebutnya sebagaivariabel bebas yakni variabel yang diselidiki pengaruhnya. Dengan kata lain, variabel termanipulasi atau variabel bebas dapat kita artikan sebagai variabel yang dengan sengaja diubah-ubah dalam satu situasi dan diselidiki pengaruhnya.
Variabel lain yang perlu kita ketahui adalah variabel hasil yakni : “…the variabel that may change as a result of manipulation”. Kita juga dapat menyebut variabel hasil ini sebagai vaariabel terikat yakni variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubunan yang fungsional (dengan atau sebagai pengaruh dari variabel bebas).
Kegiatan yang dapat dilaksakan untuk mengembangkan untuk mengamati variabel diantaranya adalah menentukan variabel yang ada dalamm suatu pernyataan membedakan suatu pernyataan sebagai variabel bebas atau terikat, dan memberikan contoh variabel.
b.      Membuat Tabel Data
Setelah melaksanakan pengumpulan data, seorang penyidik harus mampu membuat table data. Keterampilan membuat table data perlu di ajarkan kepada siswa karena fungsinya yang penting untuk menyajikan data yang diperlukan penelitian. Kegiatan-kegiatan table data diantaranya adalah membuat tabel frekuensi, melidi data, dan membuat tabel silang.
c.       Membuat grafik
Untuk memudahkan dan lebih meningkatkan daya tarik penyajian data, sering kali kita memvisualisasikan data dalam bentuk grafik. Mengingat adanya aturan tertentu dalam pembuatan grafik, maka keterampilan membuat grafik perlu dimiliki oleh calon ilmuan (siswa). Keterampilan membuat grafik adalah kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar dan variabel hasil selalu dituis sepanjang sumbu vertical. Data untuk setiap variabel terjadi sebagaimana terjadi pada tabel data. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan membuat grafik diantaranya adalah membaca data dalam tabel, membuat grafik garis, mebuat grafik balok, dan membuat grafik lain.
d.      Menggambarkan hubungan anta Garis Penghubung Variabel
Hubungan antar variabel dalam penelitian perlu dideskripsikan oleh setiap peneliti. Keterampilan menggambarkan hubungan antar variabel dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan hubungan antara variabel termanipulasi dengan variabel hasil atau hubungan antara variabel-variabel hasil atau hubungan antara variabel-variabel yang sama. Hubungan antar variabel ini perlu digambarkan karena merupakan inti penelitian ilmiah.
Kegiatan-kegiatan dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan menggambarkan hubungan antarvariabel diantaranya adalah menggambarkan hubungan variabel simetris, variabel timbale balik, dan hubungan variabel simetris.
e.       Mengumpulkan dan Mengolah Data
Setelah memiliki keterampilan-keterampilan sebelumnya, siswa tidak berhenti sampai menggambarkan hubungan antarvariabel saja. Lebih lanjut, siswa perlu memiliki keterampilan mengumpulkan dan mengolah data sebelum belajar keterampilan yang lain agar mampu menjadi peneliti. Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data diperlukan untuk pengukuran dan pengujian hipotesis.
Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data adalah kemampuan memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informasi lain dengan cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mrngkajinya lebih lanjut secara kuantitatif atau kualitatif sebagai dasar pengujian hipotesis atau penyimpulan.
Untuk mengembangkan Untuk mengembangkan  keterampilan mengumpulkan dan mengolah data ddan mengolah data dapat melalui kegiatan yang diantaranya adalah membuat instrument pengumpulan data, mentabulasi data, menghitung nilai kuadrat, menentukan tingkat signifikasi hasil perhitungan, dan kegiatan lain yang sejenis.
f.       Menganalisis penelitian
Untuk menjadi seorang ilmuwan yang handal dalam melaksanakan penelitian, keterampilan menganalisis penelitian sangat diperlukan oleh setiap calon ilmuwn yakni siswa. Keterampilana menganalisis penelitienalan tan merupakan kemampuan menelaah laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap unsur-unsur penelitian. Kegiatan yang dapat dilaksanakan uantuk mengembangkan keterampilan menganalisis di antaranya adalah mengenali variabel, mengenali rumusan hipotesis, dan kegiatan lain yang sejenis.
g.      Menyusun Hipotesis
Pada umumnya penelitian dimaksudkan untuk menguji hipotesis, maka dapat dipahami mengapa menyusun atau merumuskan hipotesis merupakan langkah yang penting sekali dalam penelitian. Pentingnya keterampilan menyusun hipotesis dalam pelaksanaan penelitian, menyebabkan penting pula untuk dimiliki oleh para calon penyelidik.
Keterampilan menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyatakan dugaan yang dianggap benar mengenai adanya suatu faktor yang terdapat dalam satu situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan timbul. Keterampilan menyusun hipotesis menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat pernyataan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan menyusun hipotesis diantaranya adalah menyusun hipotesis kerja, hipotesis nol, memperbaiki rumusan suatu hipotesis, atau kegiatan sejenis lainnya.
h.      Mendifinisikan Variabel
Seperti yang telah kita ketahui, setiap cabang ilmu pengetahuan mencari hubungan yang sistematis antar variabel. Untuk memudahkan penyistematisan hubungan antar variabel, seorang penyelidik perlu memiliki keterampilan mendifinisikan variabel secara rasional. Keterampilan mendeinisikan variabel secara operasional dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan variabel beserta segala atribut sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan mendefinisikan variabel diantaranya adalah mengenal atribut variabel bebas, mendefinisikan variabel bebas, membatasi lingkup variabel terikat dan kegiatan lainnya.
i.        Merancang Penelitian
Berdasarkan pentingnya rancangan penelitian terhadapa perolehan penelitian itu sendiri, maka keterampilan merancang penelitian perlu diberikan sejak dini. Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan suatu variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspons dalam penelitian secara operasional, kemudian dikontronya variabel hipotesis yang diuji da cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan. Contoh kegiatan yang tercakup dalam merancang penelitian adalah :
1)      Mengenali, menentukan, dan merumuskan masalah yang akan diteliti.
2)      Merumuskan satu atau lebih “dugaan yang dianggap benar” dalam rangka menjawab masalah.
3)      Merumuskan “dugaan yang dianggap benar” ini disebut menyusun hipotesis. Menyusun hipotesis dapat dilakukan dengan mendasarkan dugaan pada pengalaman sebelumnya atau obeservasi atau intuisi.
4)      Memilih alat atau instrument yang tepat untuk membuktikan kebenaran hioptesis yang dirumuskan.
j.        Bereksperimen
Eksperimen merupakan salah satu bentuk penelitian yang sering kali dilaksanakan oleh seseorang tanpa disadari. Siswa sering kali terlihat “bermain” dengan hewan peliharaanya, atau membongkar-memasang mainannya sehingga siswa tersebut memperoleh hal-hal baru dari kegiatannya. Kegiatan yang menyenangkan bagi siswa, bila diarahkan dan dihubungkan denga pengujian hipotesis secara praktis akan menimbulkan kegiatan eksperimen sederhana.Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilanuntuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.
Contoh-contoh yang menampakkan keterampilan bereksperimen antara lain : menguji kebenaran pernyataan bahwa semua dzat memuai bila terkena panas, menanam tanaman yang terkena sinar matahari langsung dan yang tidak langsung.
k.      Penerapann Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Pelajaran PKP dalam proses pembelajaran bukan merupakan hal yang mengada-ngada, akan tetapi merupakan hal yang wajar dan harus dilaksanakan oleh setiap guru dalam pembelajarannya. Untuk dapat menerapkan PKP dalam pembelajaran, kita perlu mempertimbangkan dan memperhatikan karakteristik siswa dan kerakteristik mata pelajaran. Selain itu kita perlu menyadari bahwa dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat terjadi pengembangan lebih dari satu macam keterampilan proses.
Untuk keterampilan dasar yakni mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan pengembangannya tidak berhenti hanya pada jenjang sekolah dasar.
Dalam pembelajaran sekolah lanjutan tingkat pertama maupun sekolah menengah atas atau menegah kejuruan, penerapan pengembangan keterampilan dasar pada semua jenjang pendidikan diperlukan untuk mendukung penerapan keterampilan terintegrasi PKP. Dalam penerapan keterampilan dasar PKP tidak diperlukan lagi uraian teorinya bagi siswa SMP dan sekolah menengah yang siswa mampu melakukannya. Penerapan keterampilan terintegrasi PKP dala pembelajaran jenjang pendidikan SMP dan SMA memerlukan pembahasan teori dari tiap keterampilan yang ada didalamnya. Penjelasan teoritis tentang masing-masing keterampilan terintegrasi akan membantu memudahkan siswa mempraktikannya. Mengingat keterampilan terintegrasi dalam PKP merupakan keterampilan melaksanakan suatu kegiatan penelitian, maka penerapannya dalam pembelajaran hendaknya dilakukan dengan urutan yang hierarksis dengan kata lain,  sebelum suatu keterampilan duikuasai siswa jangan berpindah pada keterampilan yang lainnya. Contohnya penerapan PKP dalam bidang studi IPS SMP
            BIdang Studi              : Ilmu Pengetahuan Sosial
            Sub-bidang studi         : Ekonomi Koperasi
            Pokok bahasan            : Pembangunan Daerah
            Sub-pokok bahasan     : Pembangunan Kota
            Kelas/ semester           : III/5
            Implementasi PKP      :
1.Menugaskan siswa secara kelompok datang kelokasi proyek pembangunan dikota , dan mengumpulkan data tentang latar belakang proyek dikerjakan, tujuan proyek, dan prakiraan anggarannya.
2.Menugaskan kelompok untuk menyusun dan menyajikan laporannya.
3.Mendiskusikan perolehan dari kegiatan yang dilakukan oleh iap-tiap kelompok.
Dari contoh penerapan PKP dalam bidang studi IPS SMP ini, kita dapat menandai ada sedikitnya empat jenis keterampilan yang dikembangkan yakni mengamati, mengumpulkan data, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa.
Keterampilan-keterampilan dasar terdiri  dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan terintegrasi  terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan  antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.










DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta